Senin, 26 November 2012

Alam Sati Nagari Surantih (sejarah asal usul, adat istidat dan monografi nagari surantih)


“Alam Sati Nagari Surantih” itulah judul buku ini. Bagi pembaca, khususnya bagi masyarakat Nagari Surantih, tentunya bertanya-tanya kenapa judul buku ini harus diberi dengan judul tersebut. Kenapa judulnya tidak “Sejarah Asal Usul dan Adat Istiadat Masyarakat Nagari Surantih” saja. Bagi penulis, judul ini dipilih berdasarkan alasan yang kuat. Judul ini muncul dari suatu proses penelitian dalam melihat kepribadian masyarakat Nagari Surantih yang dikaji melalui analisis dari cerita rakyat (kaba) yang dimiliki dan diceritakan dalam kehidupan masyarakat Surantih, yaitu Kaba Bujang Jibun dan Gadih Basanai.
Berdasarkan hasil analisis cerita kedua kaba tersebut dengan mengunakan analisis Strukturalisme Levi-Strauss dalam mengungkap makna yang tersembunyi di balik cerita mitos. Lahirnya judul tersebut yang didasari dari makna keterkaitan tokoh dalam kedua cerita dengan kekuatan gaib/magis dalam menghadapi persoalan yang mereka hadapi. Makna ini kemudian ditafsirkan lagi dengan fenomena kosmologi lingkungan yang ada di Nagari Surantih.
Dalam kehidupan masyarakat Surantih menyakini beberapa daerah yang dipercaya memiliki kekuatan tersendiri. Tempat – tempat tersebut dikenal masyarakat sebagai tampat. Di Nagari Surantih tampat yang sangat dikenal masyarakat antara lain, Tampat Langgai, Tampat Gunung Rajo, Tampat Gunung Giriak, Tampat Singguliang, Gunung Malelo dan masih banyak lagi. Jika dilihat berdasarkan arah mata angin, maka tampat – tampat tersebut tanpa disadari masyarakat berada di keempat arah mata angin.
Demikian juga dengan ajok sepadan (batas) nagari secara adat mengibaratkan batas dan letaknya dengan pepatah adat. Di arah barat memiliki batas dengan laut, di daerah ini berada Tampat Gunung Rajo, dalam adat batas di wilayah ini dikenal dengan riak nan badabua. Di arah timur batas nagari yang berbatas dengan wilayah Muaro Labuah, di arah ini berada Tampat Langgai, dalam adat batas di wilayah ini disebut berbatas dengan Bukit Bujang Juaro. Di arah utara batas nagari dalam adat dikenal dengan batas Bakau nan babejai, di wilayah ini terdapat tampat Gunung Malelo dan Batu Singguliang. Sementara di arah selatan batas nagari dalam adat disebut dengan Pinang nan baririk, di wilayah ini terdapat tampat Gunung Giriak. Jika dipetakan daerah-daerah tersebut akan membentuk sebuah struktur bangun yang akan membentengi dan mengelilingi wilayah Nagari Surantih, seperti pada gambar berikut ini :
                                                                  

Jika dilihat berdasarkan ekologis Nagari Surantih, Langgai dan Gunung Rajo yang berada di arah timur dan barat melambangkan unsur air. Hal ini dikarenakan Langgai sebagai daerah yang paling timur merupakan Hulu dari Sungai Batang Surantih yang mengalir membelah wilayah Surantih hingga ke muara dan menjadi sumber mata air dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan Gunung Rajo menjadi simbol batas wilayah Surantih dengan laut. Sementara itu Gunung Giriek dan Malelo yang berada di arah selatan dan utara lebih melambangkan unsur batu dan tanah. Gambaran yang kita lihat  memberikan gambaran bahwa sesungguhnya kekuatan gaib yang ada pada tampat-tampat yang mengelilingi wilayah ini memberi pengaruh terhadap kehidupan yang ada dalam wilayah Surantih.
Berkaitan dengan pengaruh yang diberikan oleh tampat-tampat tersebut dalam kehidupan masyarakat Surantih telah diuraikan dan dapat dibaca pada Bab VII keadaan lingkungan sosial budaya Nagari Surantih. Berdasarkan alasan-alasan inilah lahirlah judul bukul ini. Judul “Alam Sati Nagari Surantih” ini merupakan gambaran dari lingkungan dan kehidupan yang ada di Nagari Surantih. Masih banyak fenomena-fenomena dan realita yang mengambarkan satinya alam Surantih dapat diangkat dalam tulisan ini. Untuk mengungkap dan dapat memberikan gambaran tersebut, masih diperlukan penelitian dan penelusuran yang lebih mendalam lagi.
Dilihat dari kacamata ilmu yang penulis tekuni, masih banyak fenomena dan realita, baik alam maupun sosial budaya yang dapat dikaji dijadikan sebagai bahan penelitian. Namun sayang, sejauh ini penulis belum dapat melihat ketertarikan dan keinginan ke arah sana, baik dari penduduk asli maupun dari luar.
Melalui tulisan ini penulis berharap dokumentasi realitas dan fenomena kehidupan masyarakat Surantih yang terekam dalam tulisan ini, dapat bermanfaat bagi generasi yang hidup di masa depan. Meskipun yang terangkum dalam tulisan ini telah membahas beberapa aspek dari kehidupan masyarakat Surantih. Namun masih terdapat kekurangan-kekurangan yang dapat diperbaiki dan disempurnakan. Tulisan ini dapat dijadikan pemerintah sebagai data base dalam melahirkan kebijakan-kebijakan pembangunan yang dapat membawa angin perubahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nagari.






Selasa, 20 November 2012

Mengenal Percandian Muarajambi



Mengenal Percandian Muarajambi merupakan sebuah booklet sederhana yang menampilkan informasi singkat tentang percandian muarajambi. untuk lebih lengkapnya, booklet ini dapat dibaca atau didownload melalui link dibawah ini.