“Alam Sati Nagari Surantih” itulah judul
buku ini. Bagi pembaca, khususnya bagi masyarakat Nagari Surantih, tentunya bertanya-tanya
kenapa judul buku ini harus diberi dengan judul tersebut. Kenapa judulnya tidak
“Sejarah Asal Usul dan Adat Istiadat Masyarakat Nagari Surantih” saja. Bagi
penulis, judul ini dipilih berdasarkan alasan yang kuat. Judul ini muncul dari
suatu proses penelitian dalam melihat kepribadian masyarakat Nagari Surantih
yang dikaji melalui analisis dari cerita rakyat (kaba) yang dimiliki dan diceritakan dalam kehidupan masyarakat
Surantih, yaitu Kaba Bujang Jibun dan Gadih Basanai.
Berdasarkan hasil analisis cerita kedua
kaba tersebut dengan mengunakan analisis Strukturalisme Levi-Strauss dalam
mengungkap makna yang tersembunyi di balik cerita mitos. Lahirnya judul
tersebut yang didasari dari makna keterkaitan tokoh dalam kedua cerita dengan
kekuatan gaib/magis dalam menghadapi persoalan yang mereka hadapi. Makna ini
kemudian ditafsirkan lagi dengan fenomena kosmologi lingkungan yang ada di Nagari Surantih.
Dalam kehidupan masyarakat Surantih
menyakini beberapa daerah yang dipercaya memiliki kekuatan tersendiri. Tempat –
tempat tersebut dikenal masyarakat sebagai tampat.
Di Nagari Surantih tampat yang sangat dikenal masyarakat
antara lain, Tampat Langgai, Tampat Gunung Rajo, Tampat Gunung Giriak, Tampat
Singguliang, Gunung Malelo dan masih banyak lagi. Jika dilihat berdasarkan arah
mata angin, maka tampat – tampat
tersebut tanpa disadari masyarakat berada di keempat arah mata angin.
Demikian juga dengan ajok sepadan (batas) nagari secara
adat mengibaratkan batas dan letaknya dengan pepatah adat. Di arah barat
memiliki batas dengan laut, di daerah ini berada Tampat Gunung Rajo, dalam adat batas di wilayah ini dikenal dengan riak nan badabua. Di arah timur batas nagari yang berbatas dengan wilayah
Muaro Labuah, di arah ini berada Tampat Langgai,
dalam adat batas di wilayah ini disebut berbatas dengan Bukit Bujang Juaro. Di
arah utara batas nagari dalam adat
dikenal dengan batas Bakau nan babejai,
di wilayah ini terdapat tampat Gunung
Malelo dan Batu Singguliang. Sementara di arah selatan batas nagari dalam adat disebut dengan Pinang nan baririk, di wilayah ini
terdapat tampat Gunung Giriak. Jika
dipetakan daerah-daerah tersebut akan membentuk sebuah struktur bangun yang
akan membentengi dan mengelilingi wilayah Nagari
Surantih, seperti pada gambar berikut ini :
Jika dilihat berdasarkan ekologis Nagari Surantih, Langgai dan Gunung Rajo
yang berada di arah timur dan barat melambangkan unsur air. Hal ini dikarenakan
Langgai sebagai daerah yang paling timur merupakan Hulu dari Sungai Batang
Surantih yang mengalir membelah wilayah Surantih hingga ke muara dan menjadi
sumber mata air dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan Gunung Rajo menjadi
simbol batas wilayah Surantih dengan laut. Sementara itu Gunung Giriek dan
Malelo yang berada di arah selatan dan utara lebih melambangkan unsur batu dan
tanah. Gambaran yang kita lihat
memberikan gambaran bahwa sesungguhnya kekuatan gaib yang ada pada tampat-tampat yang mengelilingi wilayah
ini memberi pengaruh terhadap kehidupan yang ada dalam wilayah Surantih.
Berkaitan dengan pengaruh yang diberikan
oleh tampat-tampat tersebut dalam
kehidupan masyarakat Surantih telah diuraikan dan dapat dibaca pada Bab VII
keadaan lingkungan sosial budaya Nagari Surantih. Berdasarkan alasan-alasan
inilah lahirlah judul bukul ini. Judul “Alam Sati Nagari Surantih” ini
merupakan gambaran dari lingkungan dan kehidupan yang ada di Nagari Surantih. Masih banyak
fenomena-fenomena dan realita yang mengambarkan satinya alam Surantih dapat diangkat dalam tulisan ini. Untuk
mengungkap dan dapat memberikan gambaran tersebut, masih diperlukan penelitian
dan penelusuran yang lebih mendalam lagi.
Dilihat dari kacamata ilmu yang penulis
tekuni, masih banyak fenomena dan realita, baik alam maupun sosial budaya yang
dapat dikaji dijadikan sebagai bahan penelitian. Namun sayang, sejauh ini
penulis belum dapat melihat ketertarikan dan keinginan ke arah sana, baik dari
penduduk asli maupun dari luar.
Melalui tulisan ini penulis berharap
dokumentasi realitas dan fenomena kehidupan masyarakat Surantih yang terekam
dalam tulisan ini, dapat bermanfaat bagi generasi yang hidup di masa depan.
Meskipun yang terangkum dalam tulisan ini telah membahas beberapa aspek dari
kehidupan masyarakat Surantih. Namun masih terdapat kekurangan-kekurangan yang
dapat diperbaiki dan disempurnakan. Tulisan ini dapat dijadikan pemerintah
sebagai data base dalam melahirkan kebijakan-kebijakan pembangunan yang dapat
membawa angin perubahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nagari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar